Adapun mengenai menganiaya orang lain atau mendzolimi juga banyak sekali cerita mengenai hal ini, salah satunya mengenai hakim berikut ini,
Namanya Mr. X menjadi hakim di kota besar kedua di Indonesia. Umurnya masih muda dan mempunyai kolega yang banyak pula. Ketika menjadi hakim, banyak sekali orang dia peras dengan menyuruh orang kedua agar kesnya menjadi ringan.
Salah seorang teman pernah dimintai wang 30 juta kerana dianggap salah. Padahal dia tidak sengaja melanggar orang dengan basikal angin hingga orang yang dilanggar tersebut masuk rumah sakit dan meninggal dunia.
Kerana tidak punya wang dia menolak permintaan itu. Basikal itu adalah satu-satunya asset yang dimiliki. Di kota ini dia kos di pinggiran kota agar boleh membayarnya dengan murah. Apalagi uang sebanyak itu. Dia hanya pasrah. Tetapi tidak pula sedikit yang mau membayar pula agar boleh ringan, bebas, hingga memutar balikkan fakta.
Tidak hanya satu dua yang ditangani hakim tersebut, boleh dibayangkan berapa banyak wang yang peroleh dalam sehari dibagi bersama beberapa oknum penegak hukum lainnya yang menangani sejak pertama kali kes ditangani.
Kini hakim itu terbaring sakit yang tergolong luar baisa, ubat di Indonesia tidak ada yang mampu membuatnya bergerak, kecuali dia minum ubat dari luar negeri yang harganya 30 juta. Itu hanya untukboleh bergerak saja, bukan yang lain. Jadi setiap hari dia harus minum ubat seharga 30 juta itu jika ingin bergerak dan bertahan hidup.
Ini tentu sama dengan tarif pemerasan yang dia lakukan selama ini kepada kliennya. Saya harap tulisan ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua agar tidak mudah mendzolimi orang lain. Allah telah mengingatkan kita dengan kisah ini.
Pertanyaannya adalah, sampai bila keluarganya mampu membeli ubat yang seharga 30 juta?
sumber
Posting Komentar