7 Reruntuhan Kuno di Bawah Laut Yang Paling Menarik

Istana Cleopatra di Alexandria (Mesir)


Lepas pantai Alexandria, kota dari Alexander Agung, terletak apa yang diyakini sebagai puing-puing kerajaan kuartal Cleopatra. Sebuah tim arkeolog kelautan yang dipimpin oleh Prancis Franck Goddio melakukan penggalian di kota kuno ini dari tempat Cleopatra, ratu terakhir Ptolemies, yag memerintah Mesir. Sejarawan percaya situs ini tenggelam oleh gempa bumi dan gelombang pasang lebih dari 1.600 tahun yang lalu.

Penggalian berkonsentrasi pada pulau Antirhodus yang terendam. Cleopatra dikatakan telah memiliki sebuah istana di sana. Penemuan lain termasuk kapal karam yang terawat baik dan granit merah dengan tulisan Yunani.Juga ditemukan sphinx yang dikatakan untuk mewakili ayah Cleopatra, Raja Ptolemeus XII. Artefak masih tetap ditempat semula, karena Pemerintah Mesir memnginginkan tempat itu untuk menciptakan sebuah museum bawah air.



Kota Paling Keji Di Bumi, Port Royal (Jamaica)


Port Royal adalah satu kota yang hancur akibat gempa bumi di Jamaika pada 7 Juni 1692. Sebelumnya Port Royal dikenal dengan sebutan "Kota Paling Keji di Bumi", karena disana tempat konsentrasi bajak laut, pelacur dan rum.

Dalam beberapa menit saja kota seluas hampir 33 hektar termasuk gedung-gedung, jalan dan rumah-rumah penduduk beserta isinya hilang ditelan air laut. Hari ini, kota metropolis bawah air tinggal menyisakan sekitar 13 hektar, pada kedalaman mulai dari beberapa inci sampai 40 meter.

Pada tahun 1981, Program Archaeology Nautical Texas A & M University, bekerja sama dengan Institute of Nautical Archaeology (INA) dan Jamaika National Heritage Trust (JNHT), memulai penyelidikan arkeologi bawah air mulai dari bagian terendam abad ke-17 kota Port Royal , Jamaika. Sekarang bukti menunjukkan bahwa sementara daerah Port Royal yang terletak di sepanjang tepi pelabuhan hancur ketika mereka tenggelam, menghancurkan sebagian besar konteks arkeologi, daerah yang diselidiki oleh TAMU / INA, terletak agak jauh dari pelabuhan, tenggelam secara vertikal, horisontal dengan sedikit gangguan.


The submerged temples of Mahabalipuram (India)


Menurut kepercayaan populer Kuil Mahabalipuram bukan suatu kuil, tetapi yang terakhir dari serangkaian tujuh candi, enam di antaranya telah tenggelam. Penemuan bangunan utama reruntuhan itu terjadi pada bulan April 2002 di lepas pantai Mahabalipuram di Tamil Nadu, India Selatan, pada kedalaman 5 hingga 7 meter (15-21 kaki) dilakukan oleh tim gabungan dari Dorset Scientific Exploration Society (SES) dan Indias National Institute of Oceanography (NIO). Penyelidikan di lokasi masing-masing batu, sisa-sisa tembok yang tersebar, batu persegi dan blok persegi panjang dan platform besar dengan undak-undakan yang menuju ke sana. Semua ini berbaring di tengah-tengah formasi geologis batuan lokal.

Terdapat 4 sosok singa di empat lokasi, reruntuhan itu disimpulkan menjadi bagian dari kompleks candi. Dinasti Pallava, yang menguasai wilayah itu selama abad ke-7 Masehi, dikenal memiliki banyak bangunan batu keras seperti struktural candi di Mahabalipuram dan Kanchipuram.


Yonaguni-Jima, Bangunan berumur 8000 tahun (Japan)


Terletak 68 kilometer dari pantai timur Taiwan, Kepulauan Yonaguni adalah tempat yang luar biasa karena garis pantai yang berbatu dan pegunungan. Reruntuhan yang terendam itu terletak di pantai selatan Yonaguni: 100 × 50x25 meter artefak buatan manusia dari lembaran batu berdiri tegak. Itu diperkirakan berusia sekitar 8.000 tahun, yang sangat awal untuk jenis teknologi yang telah digunakan untuk ukiran itu. Ada teori yang berbeda tentang kemungkinan identitas struktur ini.

Sementara orang mengatakan ini adalah sisa-sisa reruntuhan Benua Mu yang hilang, arkeolog menyebutnya merupakan tinjauan dari proses geologis yang tak dapat dijelaskan. Dan ketika anda melihat lorong-lorong yang dirancang halus dan tangga, ide untuk mengatakan ini adalah "fenomena alam akan muncul.

Bangunan megalith ini ditemukan tanpa sengaja oleh seorang penyelam olahraga pada tahun 1995 ketika ia telah menyimpang melampaui batas yang diperbolehkan dari pantai Okinawa. Hal yang menarik dari bangunan batu besar ini adalah bahwa lengkungan itu terbuat dari batu indah berupa blok bantalan dan memiliki kemiripan dengan gaya arsitektur bangunan dari peradaban Inca.Perdebatan yang luas tentang reruntuhan itu dikaitkan sebagai Induk peradaban prasejarah.


Pavlopetri (Yunani)


Kota kuno Pavlopetri terletak pada tiga sampai empat meter di lepas pantai selatan Laconia di Yunani. Tanggal reruntuhan dari setidaknya sampai 2800 SM. Ditemukan bangunan utuh, halaman, jalan-jalan, kamar makam dan tiga puluh tujuh Cist kuburan yang dianggap berasal dari periode Mycenaean (1680-1180 SM).Ini termasuk fase Zaman Perunggu yunani yang termasuk dalam banyak literatur Yunani Kuno dan mitos, termasuk Homers Age of Heroes.

Situs Mycenaean menawarkan pengetahuan baru tentang cara hidup dan sistem kerja pada waktu itu, mengingat hanya sedikit pengetahuan tentang itu, yang menurutnya orang-orang Mycenaean hanya memperluas kekuasaan mereka ke arah laut.


Poet Dwarka (India)


Di antara yang paling menarik dari penemuan-penemuan arkeologi yang dibuat di India dalam beberapa tahun terakhir adalah yang dibuat di lepas pantai dan Bet Dwarka Dwarka di Gujarat. Penggalian telah berlangsung sejak 1983. Ini adalah dua tempat yang terpisah 30 km satu sama lain. Dwarka berada di pantai laut Arab, dan Bet Dwarka adalah di Teluk Kutch. Kedua tempat ini dihubungkan dengan legenda tentang Kresna yang baik,Ada banyak candi di sini, terutama yang termasuk ke dalam periode abad pertengahan.

Dinilai sebagai salah satu dari tujuh kota paling tua di negara ini, kota legendaris Dvaraka adalah tempat kediaman Lord Krishna. Hal ini diyakini bahwa akibat kerusakan dan kehancuran oleh laut, Dvaraka telah tenggelam enam kali.


Desa Yang Hilang (Canada)


"Desa Yang Hilang" terletak di provinsi Ontario Kanada, di bekas kotapraja Cornwall dan Osnabruck (sekarang Stormont Selatan) dekat Cornwall, yang tenggelam secara permanen akibat penciptaan Seaway St Lawrence pada tahun 1958.

sumber: http://www.strov.co.cc/2010/02/7-reruntuhan-kuno-di-bawah-laut-yang.html

10 Penjara Bawah Tanah Di Indonesia

10. Penjara bawah tanah Benteng Vastenburg, Solo.
Benteng megah di tengah Kota Bengawan ini, sekarang tinggal seonggok bangunan yang tak berharga dan ditumbuhi rumput ilalang yang lebat. Dalam konteks morfologi perkotaan, benteng itu memiliki peranan penting yakni pusat hubungan Solo-Semarang. Kota Solo dalam periode XVIII-XIX, sebagai pusat perdagangan dan ditandai perkembangan kota kolonial. Uniknya, perkembangan ini tercipta dalam nuansa kekuasaan tradisionalistik Kerajaan Kasunanan Surakarta.

Di tempat itu, kekuatan pasukan Belanda dipusatkan. Konon, juga ada semacam bungker bawah tanah yang cukup luas di bawah benteng. Bungker tersebut digunakan untuk penjara para tawanan. Hal itulah yang membuat tempat tersebut tak dimungkinkan jika dijadikan bangunan bertingkat.

9. Penjara Bawah tanah Benteng Pendem, Cilacap.
Siapa sangka di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, seperti Cilacap menyimpan sebuah benteng yang sangat unik. Benteng itu bernama Benteng Pendem (Kusbatterij Op De lantong Te Tjilatjap) yang dulunya di tahun 1861 merupakan benteng pertahanan tentara Hindia Belanda saat menghadapi bangsa Indonesia.
Benteng di pesisir pantai Teluk Penyu ini menempati area seluas 6,5 hektare dengan beragam fasilitas wisata, seperti benteng, terowongan, landasan meriam, penjara bawah tanah, barak, ruang dapur, ruang senjata, jembatan kolam, gardu pos yang berisi peta strategi Belanda, kolam pemancingan, tempat istirahat, gazebo, ayunan dan sejumlah patung dinosaurus.

8. Penjara bawah tanah Benteng Malborough, Bengkulu.
Benteng Marlborough merupakan salah satu objek wisata sejarah yang terdapat di Kota Bengkulu. Objek wisata Benteng Marlborough terletak di Kelurahan Kampung Cina, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Benteng ini menjadi pusat kedudukan tentara Inggris di Bengkulu. Benteng berbentuk segi-empat dengan ukuran panjang 240 meter dan lebar 170 meter. Benteng ini didirikan oleh The Britsh East India Company pada tahun 1713 dan selesai pada tahun 1719.

Di benteng bagian barat daya terdapat di sebelah kiri dan kanan lorong benteng. Di sebelah kiri terdiri dari 7 lokal atau ruangan. Dinding ruangan tersebut dari pasangan batu kali, batu karang, bata dengan mempergunakan perekat campuran kapur, pasir dan tepung bata. Disamping ruangan tersebut terdapat juga ruangan yang teretak di bawah kaki kura-kura barat daya, yaitu rungan penjara bawah tanah, yang terdiri dari tiga ruangan yang keadaanya sangat gelap.

7. Penjara bawah tanah Benteng Rotterdam, Makassar.
Fort Rotterdam adalah benteng peninggalan kerajaan Gowa yang dibangun tahun 1545, terletak di pinggir pantai, sebelah barat kota Makassar. Bangunan dan taman-taman ini masih terawat dengan baik. Di sini ada penjara bawah tanah tempat Pangeran Diponegoro dipenjara dan di dekat pintu masuk benteng ini terdapat patung salah satu raja Gowa yang terkenal Sultan Hassanudin.

6. Penjara Kalisosok, Surabaya
Kalisosok adalah sebuah daerah di Surabaya Utara, dekat dengan Kembang Jepun dan Rajawali. Di Kalisosok ini, berdiri sebuah penjara tua dari jaman penjajahan Belanda yang kerap digunakan untuk menyiksa para pejuang kemerdekaan Indonesia. Dahulu, Kalisosok terkenal dengan keangkeran dan seramnya tempat ini. Saat ini, selepas masa kemerdekaan Indonesia, penjara tersebut sudah mulai memudar pamornya. Kalisosok banyak menampung para narapidana politik dan kelas berat, terutama jika dikaitkan dengan situasi politik dalam negeri Indonesia pada tahun 1960-1970 an yang sedang panas-panasnya. Kisah penjara kalisosok tak lepas dari kisah penjara bawah tanahnya.

5. Penjara Sukamiskin, Bandung
Merupakan salah satu penjara yang pernah mengurung Bung Karno. Penjara Sukamiskin, merupakan peninggalan pemerintah Belanda. Penjara tersebut dibangun pada 1918 dan baru berfungsi pada 1924. Dalam penjara terdapat 552 sel. Saat ini, penjara dihuni sekitar 480 narapidana. Bangunan asli khas Belanda, kental terlihat di Penjara Sukamiskin. Bahkan, ruang bawah tanah yang dipakai untuk penjahat berbahaya masih tetap dipelihara oleh petugas. Sayangnya, penjara bawah tanah tersebut tertutup untuk umum. Penjara bawah tanah tidak dipergunakan lagi. Sejak 1945, penjara bawah tanah sudah ditutup. Ruangan tersebut kini dipakai sebagai gudang penyimpanan.

4. Gedung Polwiltabes Surabaya
Gedung ini telah direstorasi pada saat Irjen Pol Anang Iskandar menjadi Kapolwitabes Surabaya 2007 lalu. Gedung utama menjadi utuh lagi. Bunker untuk penjara bawah tanah dibuka lagi meskipun tidak lagi dihuni.
Gedung utama ini memiliki empat ruangan utama. Semua ruangan itu termasuk kusen pintunya tidak ada yang berubah. Sekarang Kapolwil, Wakapolwil dan sejumlah kabag menempati gedung ini. termasuk ada ruang rapat dan lobi yang langit langitnya tinggi. Di bawahnya ada penjara bawah tanah yang tingginya satu meter. Pintu masuknya ada dua, namun sekarang yang terlihat hanya satu di sisi utara.

3. Gedung Merdeka, Bandung
Gedung Merdeka di jalan Asia-Afrika, Bandung, Indonesia, adalah gedung yang pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika tahun 1955. Pada saat ini digunakan sebagai museum.

Pada usianya yang lebih dari satu abad, gedung ini masih menyimpan banyak cerita. Selain ruangan bawah tanahnya yang penuh tanda tanya, termasuk penjara bawah tanahnya. Satu terowongan bawah tanah di sekitar ruangan bawah tanah itu juga disinyalir menghubungkan Gedung Merdeka dengan gedung tua lainnya.

Jalan masuk ke ruang bawah tanah di Gedung Merdeka dapat diakses dari pinggir gedung itu, tepatnya dari Jl. Cikapundung Timur. Pintu masuk ruangan bawah tanah berada di depan gedung yang dulunya berfungsi sebagai Perpustakaan Daerah Jawa Barat. Jika tidak saksama, pintu masuk ke ruang bawah tanah tidak akan terlihat. Namun, jika diperhatikan, lorong menurun selebar satu meter dan tinggi sekitar dua meter.

2. Museum Fatahillah, Jakarta
Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.
Gedung ini dulu adalah Stadhuis atau Balai Kota, yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jenderal Johan Van Hoorn. Bangunan balaikota itu serupa dengan Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

1. Gedung Lawang Sewu, Semarang
Gedung yang sudah sangat terkenal dengan wisata angkernya ini berada di Semarang. Merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelmina Plein.

Pada masa penjajahan Jepang, Ruangan bawah tanah gedung ini dirubah menjadi Penjara bawah tanah atau dikenal sebagai Penjara Jongkok, hal ini karena penjara ini memiliki luas ruangan yang sempit dengan atap yang rendah.

Penjara bawah tanah Lawang Sewu ini sering dijadikan sebagai tempat eksekusi para pemuda Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap Jepang dan jasad-jasad mereka dibuang ke kali yang terletak di sebelah gedung ini. Saksi bisu perlawanan bangsa Indonesia ketika penjajahan Jepang.